Senin, 04 Juli 2011

To Where You Are

: sayur kangkung

Semangkuk sayur kangkung, nasi panas dan lauk babi kecap. Itulah menu yang paling sering dibuat oleh seseorang yang belasan tahun ini selalu saya rindukan keberadaannya. Lelaki sederhana, tidak fasih berbahasa Indonesia namun lebih terbiasa berbahasa sunda, atau berbahasa hokian.

(membayangkan, jika saya tak mengenal dia, maka saya mungkin tidak pernah merasakan jadi tuan putri kecil yang manja. membayangkan, jika saya tiba-tiba kehilangan ingatan, amnesia maka saya akan kehilangan masa-masa yang menurut saya begitu tulus, hangat dan penuh bahasa  kesederhanaan. sigh...terkadang saya tidak ingin menjadi orang dewasa.)

Saya rindu senyum dan wajah keriputnya, jenggot serta bau rokok kreteknya. saya rindu, dia menggandeng saya untuk sekedar pergi ke warung dekat rumah, dan saya di perbolehkan membeli apapun disana sampai puas.

Saya rindu, seseorang yang sering menemani saya tidur, ketika kedua orang tua saya bekerja di shift malam. Dan saya rindu seseorang yang tidak pernah sama sekali memarahi saya, namun selalu menitipkan pesan seperti ini "Neng, sing rajin sekolah. sekolah itu penting. Jangan seperti Akung yang buta huruf dan tak bisa membaca. Neng, jadilah orang jujur, karena orang jujur tidak pernah kekurangan rejeki"

Saya rindu, seseorang yang selalu mengantarkan saya pergi sekolah minggu, menunggu saya pulang dan mengantarkan saya kembali ke rumah (hal ini, yang tidak pernah sama sekali dilakukan ayah kandung saya)

Saya rindu, seseorang yang kerap kali menunggu di gerbang sekolah, hanya untuk memberikan saya uang saku untuk jajan (uangnya bisa saya tabung buat beli komik). Atau sekedar mencari saya dari balik gerbang halaman sekolah, membelikan saya semangkuk bakso dan es jeruk.

Saya rindu, dengan seseorang yang mengajarkan saya makan roti dengan mencelupkannya kedalam susu hangat. Dan kami menikmati itu berdua. Tapi yang paling saya rindukan adalah pak tua yang sering masak sayur kangkung sepulang kerja.

-Juli 1995-

Satu pagi dia mengantaku ke sekolah, saat masa orientasi masuk SMP. Karena dilarang diantar sampai gerbang sekolah maka saya minta di turunkan jauh-jauh. Jalanan masih sangat sepi, kita-kita masih jam 5 pagi, dan saya berjalan sendiri menuju gerbang sekolah. Setengah jalan, saya mencoba menengok kebelakang, dan dia masih mengikuti saya dari jauh dengan motor BMW (bebek merah warnanya). Ada rasa tenang sekaligus pedih yang tidak bisa saya jelaskan kenapa. Saya pikir, ini hanya perasaan takut anak manja yang sedang masuk lingkungan baru dan masa ospek. Sebelum masuk gerbang, saya masih melihat dia dan melambaikan tangannya kearah saya. Seumur saya mengenalnya, dia tak pernah melambaikan tangan seperti itu.

***

Kesokan malamnya. Di atas meja dapur ada talenan yang diatasnya ada irisan bawang putih dan bawang merah. Ada kangkung yang sudah di petik di cuci, dan ada nasi yang telah dimasak. Ada daging babi yang sudah di potong, sebotol kecap dan semuanya siap sudah untuk dimasak. Yang tak ada hanya pak tua yang saya rindukan itu. Tidak, bukan dia tidak ada, tapi dia telah tertidur pulas untuk selamanya dan tak sempat memasak sayur kangkung dan babi kecap untuk terkahir kalinya. Pak tua pergi, ya pergi sebelum dia menyelesaikan makan malamnya.

***

: epitaf

pak tua, kau tau...rumah yang tak pernah mampu untuk kau beli itu telah menjadi milikmu setelah kepergianmu. si pemilik rumah, memberikanya sebagai tanda terimakasih atas nama pengabdian dan kejujuran. tapi saat ini rumah itu tak lagi jadi milik kami sejak kekasihmu juga pergi meninggalkan kami. mungkin dia pergi ketempat dimana kau ada saat ini.

pak tua, aku rindu bising suara bebek merah warnanya itu, yang selalu mogok tapi kau tak pernah mau menggantinya dengan yang lain. itulah kesetiaan yang kau ceritakan? tentang benang merah yang menyatukan kita satu sama lain dalam satu ikatan.

pak tua, aku rindu tangan kasarmu, bau oli dan bau seragam montirmu  yang berwarna biru.

dan sayur kangkung....

***

Saya ingat, setiap bulan dia selalu membayar satu iuran dari perkumpulan keluaga marga Bun, iuran itu untuk biaya pemakaman saat kita meninggal. Di hari dia dia dikuburkan, segala sesuatunya terlah tersedia, karena dia sudah mempersiapkannya sejak lama. Di hari penguburan, dia yang tidak banyak bicara dan seperti tak punya relasi malah diantar ke pekuburan dengan arak-arakan yang panjang. Semua orang mengenangnya sebagai pekerja keras jujur, dan selalu membantu orang lain tanpa meminta imbalan sedikitpun. Dia yang tidak pernah bisa berbicara manis tapi selalu meninggalkan sesuatu yang manis bagi orang-orang disekitarnya.  

in memoriam, my beloved grandfather Joni Yakub.


Who can say for certain
Maybe you’re still here
I feel you all around me
Your memories so clear

Deep in the stillness
I can hear you speak
You’re still an inspiration
Can it be (? )
That you are mine
Forever love
And you are watching over me from up above

Fly me up to where you are
Beyond the distant star
I wish upon tonight
To see you smile
If only for awhile to know you’re there
A breath away’s not far
To where you are

Are you gently sleeping
Here inside my dream
And isn’t faith believing
All power can’t be seen

As my heart holds you
Just one beat away
I cherish all you gave me everyday
’cause you are mine
Forever love
Watching me from up above

And I believe
That angels breathe
And that love will live on and never leave

Fly me up
To where you are
Beyond the distant star
I wish upon tonight
To see you smile
If only for awhile
To know you’re there
A breath away’s not far
To where you are

I know you’re there
A breath away’s not far
To where you are

Sabtu, 02 Juli 2011

day 04 - a song that makes you sad

: Firasat, Perasaan, dan Kenyataan

Entah kenapa saya harus mengakui kalau saya seseorang yang percaya pada firasat akan terjadi sesuatu. Padahan terkadang saya tau itu hanya perasaan berlebih saat kita sedang mengalami masa pe em es yang menyebalkan itu, atau juga hanya segerombolan ketakutan dan kegelisahan yang kurang berlalasan. Catatan, saya adalah seorang perempuan yang melankolis, sedikit sentimentil dan moody (tak lupa, ceroboh serta selalu gegabah bertindak sesuatu. Sangat jauh dari tipikal perempuan ayu, manis, dan feminim). 

Tapi pengalaman mengatakan, saya pernah mengalami beberapa firasat entah baik atau buruk dan itu terbukti terjadi (seringnya buruk). Contoh, kepergian kakek dan nenek saya beberapa tahun lalu masih melekat dalam bayangan saya. Bagaimana tidak, setelah saya pikir dan mereka-reka apa yang terjadi sebelum mereka meninggal, rasanya itu sudah seperti sebuah pertanda. Entah ini kebetulan atau memang ini biasa terjadi ketika seseorang yang sangat dekat dengan kita akan pergi meninggalkan kita selamanya. Lain kali mungkin saya ceritakan bagaimana rentetan peristiwa dan firasat itu. 

Iseng-iseng tadi saya mencari tahu padanan kata firasat. Dari mulai, bisikan hati, fenomena, gejala, gelagat, intuisi, isyarat, perasaan (hati), pertanda, petunjuk, sinyal, suara hati, tanda. Menemukan kata intuisi saya jadi ingat postingan seorang teman beberapa hari lalu, tentang intuisi, tentang firasat. Kami sempat berbincang soal itu dan sama-sama percaya bahwa firasat terkadang bukan hanya perasaan semata. (walau mungkin bagi sebagian orang, yang namanya firasat mungkin kebetulan mungkin juga hanya sebuah perasaan yang berlebihan. Entahlah, saya juga tidak paham betul karena bukan pakarnya tapi saya meyakini itu ada. Intuisi, ya... akhirnya saya mencoba membuka kamus untuk menmukan arti kata dari intuisi, dan artinya adalah : daya atau kemampuan mengetahui atau mema-hami sesuatu tanpa dipikirkan atau dipelajari; bisikan hati; gerak hati. Well, aku rasa dengan penjelasan seperti ini, setiap orang pastinya punya intuisi sendiri terhadap segala sesuatu yang ada di sekitarnya, ataupun yang terjadi pada dirinya sendiri. Pertanyaanku adalah, bagaimana menjamkan intuisi itu, dan membedakannya dengan sekedar perasaan atau kegelisahan yang berlebih? 

Ya, kadang saya pun menganggap sesuatu seperti firasat, tapi setelah ditelaah lebih lanjut mungkin itu hanya rasa kwatir yang berlebih, prasangka yang berlebih dan perasaan yang terlalu dibawa melow berlebih. Atau boleh dikatakan saat kita pernah mengalami kejadian buruk maka kita akan lebih parno ketimbang sebelumnya terhadap hal-hal kecil yang terjadi di sekitar kita (konteksnya adalah saya). Mungkin benar saat beberapa waktu lalu pacar saya bilang, pikiran saya itu saking gaduhnya menulispun jadi sangat ribet dan menuliskan sesuatu dengan kalimat yang berbelit-belit. Dan hasil dari pikiran yang teramat gaduh itu adalah ketakutan saya sendiri akan hal yang sebenarnya tidak terjadi atau belum tentu terjadi. (ini bagian bodohnya saya, menterjemahkan kehati-hatian, belajar dari pengalaman tanpa memikirkan hak tersebut secara logis dan pikiran yang jernih).

Seperti beberapa waktu lalu, saya suka panik sendiri ketika handphone seseorang mati, atau mendadak dia tak punya kabar selama seharian (dan padahan saya hanya mencari sedikit darinya tanda bahwa dia baik-baik saja itu cukup). Kalau saya boleh beralasan kenapa ketakutan seperti itu ada, mungkin itu karena pengalaman saya sebelumnya, kehilangan atau ditinggalkan seseorang dengan cara tanpa pamit tanpa sepatah kata apapun. Dari jauh dia cukup mengganti nomer hapenya, dan "pufff" hilang semua jejaknya. Dan itu menyakitkan, bukan?



Itulah sebebnya saya berfikir saya harus pandai-pandai memilah mana itu intuisi, mana itu hanya perasaan yang berlebih. Jika tidak mungkin saya akan hidup dengan prasangka dan ketakutan-ketakutan tidak beralasan. Mungkin salah satunya yang kemarin saya pelajari dari temen saya adalah dengan mensugesti diri sendiri bahwa semua akan baik-baik saja. Bagiku, mungkin ketakutan adalah penghalang kita untuk menjadi lebih baik, ketakutan dan trauma hanya akan menyiksa diri saya dan selanjutnya saya hanya akan menjadi seseorang yang pincang dan tidak total melakukan apapun. Jika kita sudah melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh, dan memberikan semua yang terbaik, maka sisanya hanyalah kepasrahan mengikuti alur yang sudah disediakan oleh hidup (tepatnya, Tuhan lebih tahu tentang sebuah akhir). Que sera sera...yang harus terjadi terjadilah sekalipun itu menyakitkan 

mendung berkisah 
bersilang di jemari langit
pertanda, terjadilah...

*postingan satu lagu ini sepertinya akan jadi dua lagu, hehehe....inilah tanda2 orang gak fokus



Minggu, 26 Juni 2011

Di balik Sajak Menjelang Tidur

(Masih hari kedua mengerjakan proyek menulis 30 hari, dan ternyata lagi-lagi harus keluar jalur dari tema yang sudah ditetapkan setiap harinya. Apa artinya inilah si "aku" yang ternyata susah untuk mengerjakan sesuatu sesuai aturan dan prosedur, alias susah untuk diatur? heheh)

Sejujurnya, aku belum pernah meresensi atau membuat review untuk sebuah buku, film atau juga puisi orang lain. jadi dalam postingan ini jangan berharap juga menemukan sesuatu yang "wah" atau sesuatu yang tajam, atau cerdas. Karena dalam postingan ini aku hanya ingin bercerita tentang buku yang kubaca sampai lebih dari tiga kali. (buku inipun sampai keriting, saking seringnya saya baca sebelum tidur)

Ada sebuah buku kumpulan puisi yang sejak tahun 2008 selalu aku baca berulang. Ini buku puisi yang pertama aku beli sejak aku mulai jatuh cinta pada puisi dan tertarik untuk menulis puisi (ya, curhat dengan puisi tepatnya). Buku ini adalah kumpulan buku puisi Wendoko yang judulnya Sajak-Sajak Menjelang Tidur. Mungkin beberapa kali aku menulis puisi terisnpirasi setelah membaca salah satu karyanya dalam buku ini. 

Yang menarik dalam buku ini adalah ada beberapa  puisi yang berlatar belakang budaya Tiongkok. Puisi-puisinya menurutku sedehana, tidak sulit dicerna, tidak berakrobat kata, dan seperti menyiratkan bayangan cerita serta. Satu lagi, nostalgis. Sangat cocok untuk jadi bacaan sebelum tidur. (inilah keanehan, aku menyukai jenis2 puisi seperti ini, tapi puisiku sendiri jauh dari tipikal puisi dengan citraan terang dan simpel seperti yang ada dalam buku ini). Ada banyak puisi yang aku suka dalam buku ini, tapi rata-rata agak panjang. Aku coba tulisakan beberapa yang tidak terlalu panjang. 

Dongeng Sebelum Tidur (06) 
: untuk Li Fu Yen

"Tiap malam, sebelum kabut turun dan bulan bulat sempurna, dewa langit (yang entah siapa namanya, tapi kata orang dia bertubuh kecil, berwajah tua - lengkap degan jenggot yang putih dan  berpakaian lusuh) datang ke bumi. Lalu, sebelum lewat subuh dan embun laksana butiran yu di daun-daun, ia mencari kanak-kanak (lelaki dan perempuan) yang baru dilahirkan, lalu mengikat kaki mereka dengan benang sutra merah. Sejak itu mereka adalah Kekasih Surgawi - yang saat bertemu, akhirnya menyatu. Kdang datang lelaki atau perempuan lain (katakanlah orang ketiga) yang membuat benang sutra merah bergetar, hingga kanak-kanak itupun mati rela" 
     "......Lalu, kenapa kau coba membunuhku empat belas tahun yang lalu?" 


St, Klara. Autumn 1986 (6th poscard)

Malam, adalah kota belantara warna hitam dengan kedipan lampu-lampu. Tak ada langit, dan dari jendela apartement - setelah seharian memandang trotoar yang sibuk, gedung bertingkat, dan bangunan berkotak-kotak - kulihat jalanan lengang di bawah lampu-lampu. Ada bintik-bintik cahaya berwarna merah dari gedung-gedung yang tak tampak - sebentar memendar sebentar padam - tapi kelihatan buram di jendela sehabis hujan. Lalu petak-petak cahaya di kaca-kaca, neon tube di menara-menara....Sementara di luar apartement, ada yang bersenandung It's a Wonderful World, dan suara tiktok suara jam berdetak memadati ruangan.
*** 

Sebetulnya barusan sebelum (dan sambil) membuat postingan ini aku sempat membolak balik kembali halaman-halaman pada buku ini, jadi teringat dan berfikir tentang perbincangan dengan beberapa teman mengenai puisi, haiku, haibun dan teori show dont't tell. Aku tidak tahu bagaimana menjelaskan teori itu dengan benar seperti apa (dengan bahasaku yang tak seberapa ini akan jadi ribet), tapi mungkin selama ini buku yang sudah lebih dari 10 kali aku baca ini seharusnya membuatku paham dan memberikan banyak contoh apa itu teori "show don't tell". Sepertinya harus kubaca lagi - untuk kesekian kali.

day 03 - I knew I loved you before I met you

 a song that makes you happy 

(sebelumnya , maap aku melewatkan postingan lagu untuk hari ke dua yak, binun mau kasih lagu apa. Jadi untuk menghemat waktu suapa yang mikir lama-lama aku nulis ja dari bahan hari ketiga hehehe) 

Kalau bicara tentang lagu yang bisa membuat gembira, tentu saja banyak lagu yang bisa membuat moodku jadi baik. Tapi baiklah, sore hari yang panas ini (serta membuatku ngantuk), hanya terfikirkan satu lagu yang bisa membuatku gembira. Tentu saja ini faktor subjektif karena dipengaruhi oleh suasana hati dan kondisi. Lagi-lagi (maaf) postingan ini akan berbau  c-ie-n-tea (bukan roman picisan, tapi mungkin sedikit lebay atau mungkin gombal, tapi begitulah adanya hidup tanpa tetek bengek cinta seperti minum jus tanpa gula *maksa*)

I knew I loved you before I met you
I think I dreamed you into life
I knew I loved you before I met you
I have been waiting all my life

Yup, lirik diatas adalah lagu lawasnya Savage Garden. Memang, liriknya agak sedikit gombal (menurutku), cocok untuk diberikan kepada seseorang yang sedang jatuh cinta atau dalam  masa pe-de-ka-te. Tapi mungkin bagiku ini kesepakatan theme song romansa kali ini. *jangan di bahas lebih lanjut hehe*

I knew I loved you before I met you?

Apa sih yang tidak mungkin di jaman seperti ini, ketika internet jadi alat pelipat jarak dan memungkinkan kita berkomunikai dengan orang yang jauhnya ribuan kilometer dari tempat tinggal kita. Apalagi dengan adanya komunitas online atau jejaring sosial seperti fesbuk membuat kita mudah berkenalan dengan orang baru yang sebelumnya sama sekali belum pernah terbayangkan (hmm..yang ini pengalaman pribadi). Dan begitu juga dengan jatuh cinta, yap jatuh cinta pada seseorang yang belum pernah kita temui sebelumnya secara nyata. 

Apa kalian percaya bisa jatuh cinta dengan cara sepeti itu?  

(aku percaya.... ^_^)

Maybe it's intuition
But some things you just don't question
Like in your eyes
I see my future in an instant
And there it goes
I think I've found my best friend
I know that it might sound more than a little crazy
But I believe

I knew I loved you before I met you

I think I dreamed you into life
I knew I loved you before I met you
I have been waiting all my life

There's just no rhyme or reason

Only this sense of completion
And in your eyes
I see the missing pieces
I'm searching for
I think I've found my way home

I know that it might sound more than a little crazy

But I believe

I knew I loved you before I met you

I think I dreamed you into life
I knew I loved you before I met you
I have been waiting all my life

A thousand angels
dance around you
I am complete now that I've found you

I knew I loved you before I met you

I think I dreamed you into life
I knew I loved you before I met you
I have been waiting all my life



day 01 - Hanya Sebuah Surat

: efw

Hei, rasanya baru berapa bulan sejak pertemuan kita terakhir tapi aku rasanya sudah tidak melihatmu selama bertahun-tahun. Mungkin dalam bayang benakku, aku masih merindukanmu sebagai sosok seorang gadis cantik berusia 17 tahun, yang pernah mengajarkan ku tentang senyum.

"Ri, sering-sering senyum deh. Kamu tuh manis kalo senyum, semua orang pasti menyukai senyummu "

bergandeng tangan
saling melempar pandang
sahabat cerlang

Barangkali sejak itu aku perbubah dari seorang gadis pemalu, minderan sulit bergaul berubah menjadi seseorang yang lebih percaya diri dan mudah bersosialisasi setelah bertemu denganmu. Entah itu karena senyum itu, atau kamu yang selalu membawaku kesana kemari dalam setiap aktivitas sekolah. Tapi kurasa, akulah yang selalu mendapatkan keberuntungan perhatian karena aku berteman dengan salah satu murid yang paling disukai di sekolah. Bagiku, kamu memliki segala hal yang tidak aku punya dan tentunya. Dulu aku selalu berfikir bahwa kamu akan mendapatkan kehidupan yang cerah (jika dibandingkan denganku)

Tapi mungkin begitulah roda kehidupan. Di pertemuan kita yang terakhir, aku tak lagi menemukan sahabatku yang cemerlang itu. Kamu, dan segudang pilihan hidupmu yang tidak aku mengerti. Kamu masih sama cantik, senyummu masih sama seperti dulu tapi satu hal yang berbeda, yaitu senyummu semua seakan berat. Maaf kukatakan ini dengan sejujurnya, aku terlalu sedih memikirkan sabahabtku yang kini lebih mirip seorang manipulator cerita seperti yang ada di sinetron-sinetron itu. Hei, kamu takkan selamanya bisa berdiri diatas dua sampan, ketika satu kebohongan hanya menciptakan drama kebohongan lain,  hanya akan membuat mu karam diantara keduanya.

Tidakkah kamu mensyukuri kesabaran seorang lelaki yang di depan altar telah menetapkan hatinya dengan ikrar sehidup semati, tidakkah kamu mensyukuri seorang boceh lelaki yang begitu lucu dan memiliki senyum yang sama manis dengan dirimu? Tapi mengapa sekarang kamu memilih mendua hati hanya untuk mempertahankan cinta lama, dengan alasan keadaan dan keterpaksaan? Hidup ini memang sudah seperti sebuah drama bukan, kurasa kita tak pernu menambahkan ceritanya hingga menjadi begitu dramatis.
Pertanyaanku, sampai kapan kamu akan begini?

"Aku sudah tidak tahu mana yang benar mana yang salah, hidupku sepertinya saat ini ada di titik paling rendah". (sepertinya ini jawabanmu yang paling sederhana dari serentetan cerita, juga pembelaan diri. ) 

Tapi baiklah, sepertinya aku memang tak bleh menghakimi semua tindakanmu lebih jauh. Dilihat dari sudut manapun, aku juga saat ini tidak memiliki catatan sejarah kehidupan yang lebih baik darimu. Mungkin, perbedaan utamanya adalah saat ini aku sudah berhenti dari semua petualangan (gila) dan memilih menjalani kehidupan ini dengan mengikuti alurnya. Bagaimana denganmu?

almanak lebur
mengendap busuk
ampas hati

Berharap suatu hari, kau menemukan suratku ini. Dan berharap saat itu kamu sudah bisa menentukan dimana kakimu akan berpijak. Berharap kamu juga menyingkirkan segala ketakutanmu untuk keluar dari "zona nyaman" yang selalu kita bicarakan berulang-ulang. Dan saat itu, aku berharap kembali menemukan sesuatu yang kurindukan dari dirimu, yaitu senyum (tanpa kepalsuan).


ps : i miss you, dear...gw berharap Is keluar dari lingkaran setan itu!

Sabtu, 25 Juni 2011

day 01 - What a wonderful world?

(semoga project kali tidak gagal, project dalam rangka melemaskan jari, mencoba menulis apa saja meski gak jelas. semoga, gak gagak total seperti project 30 hari sebelumnya yang terhenti di hari kedua, semoga deh....) 

Lagu ini salah satu lagu kesukaanku (dari banyak lagu favorit ku). Lagu ini pertama kali di populerkan oleh Judy Garland dalam film “Wizard of Oz” pada tahun 1939, film tentang kisah anak-anak yang ditulis oleh L. Frank Baum. Jadi sepertinya lagu ini umurnya jauh lebih tua dari umurku, dan pertama kali aku mendengar lagu ini kira-kita ketika usiaku sekitar 10 tahun, itu pun kalo tidak salah karena di pinjamkan film “Wizard of Oz”.  

Lagu ini sepertinya sudah sering di rilis ulang dalam berbagai genre musik dan versinya sendiri-sendiri, dari mulai musik jazz sampai musik rock sepertinya ada semua. Selain versi aslinya, versi yang aku link di jurnal ini yang aku suka (di tautan ini, katanya Norah Jones yang nanyi, tapi kurasa bukan).

Entah mengapa pertama kali mendengar lagu ini  aku langsung tertarik, meski saat itu bahasa inggrisku masih payah (dan sampai sekarang masih juga payah hehe). Tapi judul lagunya "somewhere over the rainbow", malah mengingatkan aku pada cerita dalam alkitab, yang katanya selalu ada pelangi setelah hujan sebagai pertanda bahwa Tuhan tidak akan menurunkan air bah lagi ke bumi. Atau, barangkali ketika membayangkan pelangi aku selalu teringat dongeng neneku dulu, katanya jika ada pelangi tandanya sedang ada para bidadari turun dari langit untuk menumpang mandi di bumi. (sepertinya ini dongeng Jaka Tarub kalau tidak salah). 

***

Tapi, jika sekarang aku ditanya mengapa aku menyukai lagu ini, mungkin akan kujawab seperti ini : lagu ini sebetulnya sangat naif bukan? mencerminkan kepolosan anak-anak dalam berfikir (karena ini memang lagu anak-anak). "What a wonderful world", terdengar sepeti mempimpikan dunia Utopia, yang kita tahu (atau setidaknya bagiku) dunia seperti itu tidak ada (ada pun hanya dalam dongeng saja). 

Ketika kita masih kecil segala sesuatu sepertinya indah, menyenangkan (namun bagiku sekaligus menyakitkan). Kepolosan, bagiku sama dengan sebuah harapan optimistik yang ketika dewasa semuanya terbentur kenyataan hidup, lalu setelahnya kitalah yang selalu diombang-ambingkan oleh rasa pesimis (rasanya semua harapan menjadi kosong, dan kurasa itu salah satu kegilaan yang membuat frustasi). Mungkin, sebagai manusia dewasa seharusnya kita bisa memilah bukan antara batas mimpi dan kenyataan? Tapi, mari belajar sesuatu dari kepolosan kita saat kanak-kanak, yaitu berani memiliki harapan. (berani memperjuangkan sesuatu meski akhirnya gagal, toh gagal bukan sebuah akhir...hanya sebuah proses)

Somewhere over the rainbow
Way up high,
And the dreams that you dare to
Oh why, oh why can't i?
.
ini lirik lagunya :

Somewhere over the rainbow
Way up high,
And the dreams that you've only of
Once in a lullaby.
Somewhere over the rainbow
Bluebirds fly,
And the dreams that you've dare too dream really do come true.

Someday i'll wish upon a star
And wake up where the clouds are far
Behind me.
Where troubles melts like lemon drops
Away above the chimney tops
That's where you'll find me.

Somewhere over the rainbow
Bluebirds fly.
way up high
Oh why, oh why can't i?

Well, i see
Trees of green and red roses too,
I'll watch them bloom for me and you
And i think to myself,
What a wonderful world.

Well i see,
Skies of blues and, clouds of white,

And the brightness of day, i like the dark
And i think to myself,
What a wonderful world.

The colors of the rainbow so pretty in the sky
Are also on the faces of people passing by
I see friends shaking hands saying how do you do
They're really saying i... I love you.

I hear babies cry, i watch them grow
They'll learn much more than really know
And i think to myself
What a wonderful world.

Someday i'll wish upon a star
And wake up where the clouds are far
Behind me.
Where troubles melt like lemon drops
Away above the chimney tops
That's where you'll find me.

Somewhere over the rainbow
Way up high,
And the dreams that you dare to
Oh why, oh why can't i?


Kamis, 28 April 2011

sebuah litani kecemasan dan rindu (anggaplah begitu)

Tiba-tiba seorang gadis melompat dari pembaringannya. Terhenyak, seakan terhempas dari lautan mimpi biru, dalam kengerian dan ketakutan. Entahlah, apa hanya bayangan kamar gelap  mengahantui menjelema menjadi iblis yang siap mencengkaram ubun-ubun dan melahap dirinya hingga tinggal ampas. Atau saja mungkin hanya sebuah manifestasi ketakutan akan dosadosa dan kesepian, yang mengambang di perantaraan alam pikiran gamang. Sekujur tubuhnya gemetar, dan hawa panas menjalar dari kaki hingga mengubun dan seakan siap membakarnyanya hidup-hidup. Seperti neraka.

Si gadis berlari keluar dan berteriak seperti kesetanan (atau mungkin memang kerasukan). Tiba-tiba seseorang memeluknya dan mencoba menenangkannya. Seseorang itu sama takutnya ketika mencoba memeluk gadis itu dengan penuh kasih sayang dan rasa khawatir. Tidak mengerti apa yang terjadi, hanya bisa menenangkannya.

Perlahan dia tersadar, dan mencoba mengumpulkan separuh kesadarannya yang sempat berlepasan dari kenyataan meski sesaat. Dalam usahanya mencari kewarasan, dalam benak ketakutan ia perlahan hanya bisa berfikir dan berkata pada dirinya sendiri  “papa, sudah berapa lamakah engkau tak memelukku seperti ini?” 

-bandung, November 2010-
To my beloved father, did you miss me? I’m still your little girl

dalam separuh usia

berapa putaran kalimat sahadatku berulang kuucapkan
berguguran, jatuh satu per satu
dalam sebuah mazmur

bergumam....

hanya ada aku, dan sebuah lilin yang menyala dalam gelap
tik tak jam dinding dan suarasuara deru di kejauhan sana
gempita ayatayat yang alpa terbaca olehku
dalam gedup jantung, tak beraturan

o, inikah ratapan dari lidahlidah kesunyian
disenandungkan sebelum lelap gelisahku di ruang mimpi
mengawang, berterbangan, bertebaran
dalam satu kedipan mata

telah kutabuh, doadoa
dari yang tertunda

Bandung, 27.04.2011

Gamang

ada tubuh dengan gamang di bayangnya, mencari setitik cerah dari tempat di mana pernah ada sebuah risalah. setiap saat baginya adalah peluh, adalah lenguh yang mengabarkan betapa jauhnya semua yang ia cintai. seperti mengibu pada air susu perempuan yang menamainya anugrah, seperti merindu pada lanskap langit dan semilir angin dari tanah seberang.

17.04.2011 

ps : beib, setiap kita pasti belajar menjadi seseorang yang lebih baik, to be a better man.

Senin, 25 April 2011

Musim


: B.R Ginting
kerontang ini hanya semusim dari dahaga bumi yang tertunda, begitu juga dengan penghujan hanyalah semusim basah setampung istirah matahari sebelum kembali menjadi terik. dan rindu, benar katamu, kadang terlalu kejam untuk selarik catatan keinginan yang kusut masai, terkulai di sudut ruang tunggu bernama mimpi.

"tapi kitalah yang berjalan di jalan ini, bukan begitu? saling memapah, mencari jalan pulang"

menebas angkasa, berbalas tatap dengan mereka
kini, dan entah sampai kapan...

cinta, waktu itu akan terus berjalan

riuh
gaduh
sepi
senyap
hening

dan berlalu, dengan atau tanpa kita

20.04.2011

Minggu, 24 April 2011

Jodoh Buku

Setahun yang lalu, aku pernah memposting foto koleksi buku-buku yang aku punya. Ada beberapa buku yang bukan buku bacaan ku karena bukan milikku dan juga beberapa buku berbahasa inggris oleh-oleh seorang teman sepulang dari Singapore. Aku pernah menjelaskan pada seseorang tentang buku-buku yang menganggur tak terbaca ini, dan ku katakan entah untuk apa buku ini di tanganku. Dia menjawabnya seperti ini "simpan saja buku itu, ri. setiap buku pasti akan menemukan jodohnya". 

Ya, akhirnya aku memilih menyimpan buku-buku itu. Sebagian karena bukan milikku tapi milik mantan pacarku yang entah orangnya hilang kemana. Buku-buku yang tertinggal adalah beberapa buku politik, filsafat dan buku rohani. Sedang buku berbahasa inggris itu, aku masih berharap satu hari aku berminat membacanya sekalipun aku harus membuka kamus (karena bahasa inggrisku tak seberapa). 

Tapi sekarang saat aku membongkar kembali koleksi buku-buku ini, aku tersenyum. Mengingat pesan seseorang tadi. Ada beberapa buku yang sudah ku berikan pada teman-temanku yang menyukai topik-topik tersebut, dan setelah aku melihat ketiga buku berbahasa inggris itu aku makin tersenyum. Sepertinya buku ini akan menemui jodohnya, ya...jodohnya sendiri. Seseorang yang memberikan aku nasihat bahwa setiap buku akan menemukan jodohnya, seperti aku menemukan orang itu di saat tergelapku. 

Setelah ini, kelak aku ingin memberikan buku ini untuknya (setidaknya pasti dia tak sesulit aku membaca buku-buku berbahasa inggris).  Setelah ini, sampai kapanpun aku akan menjadi seorang pencinta buku, yang senang menghabiskan berjam-jam waktu untuk membaca. Dan setelah ini, aku akan terus belajar mencintai buku yang aku percaya banyak memberikan pelajaran juga hiburan. Dan setelah ini juga, aku akan belajar terus mencintai seseorang yang telah mengajarkan aku tentang "jodoh buku". Ya, karena dia sekarang adalah lelaki yang aku cintai dengan sangat. Seseorang yang tanpa sadar banyak aku dengarkan kata-katanya sebelum aku tau akan jatuh cinta pada dia, seperti saat ini. Thanks you, hunny...

flower city. 24.11.2011

Minggu, 17 April 2011

-nocturno- (serupa ilalang)

: nocturno

aku selalu rindu menjadi sebatang ilalang,
menengadah pada bulan pucat yang bersandar di punggung cakrawala. dan menari dalam remang, pasrah dipermaikan orkestra senyap- angin malam

04.04.11

katarsis: senja di bulan april

apa kau tahu, senja adalah bayang yang mengantar segala lelahku pada lelap. ada semacam ketersekejapan singgah, binar merah saga di pucuk sore hari yang menantikan sepi. saat nafasnafas bergegas pulang, rindu rumah, rindu istirah dan sekedar merebah tubuh gelisah.

tadi, aku baru saja melewati satu silsilah hari

04.04.2011

- perempuan yang terlambat -

Adalah kupukupu biru jalang dari rahim waktu yang terbilang hilang, terlahir ceria dari sapa dan debudebu senja. Adalah pemintal kenangan dari musim semi semua berawal, sebuah ihwal dari sajaksajak patah yang terlahir tanpa dawai. Adalah sepatah rindu yang tercipta dari kesederhanaan bisu, keheningan tabu yang kerap berujar tentang sendu.

: adalah aku, perempuan yang terlambat

04.04.2011

epitaf : yang tak bernama

: kepada april, perempuan yang terlambat, februari yang tertinggal

satu almanak penuh duka terlewati, dosa terwakili, namun hati tiada pernah terobati. di sini, rongga dadaku tak seperti karet, saat aku menampung tadah hujan airmata...

membilas kenangan tak sama dengan dengan mantrai hati dengan ikhlas, di sini waktu mengabadi luka yang tiada terganti sesal. patah rindu sebelum saling menemu kita satu dan berpeluk.

aku, perempuan....yang pernah menjadikan mu ada, dan tiada dalam rahim hujan - satu pagi, februari basah
: oleh durja, aku yang terlambat

*listening tak ada gantinya by ipank.
"bantu aku, pergi dari sepi yang kurasa menyakitkan"

03.11.11

-untitled- hanya sebuah ceracau malam

betapa abadi sajaksajak yang menganak sungai, bermuara...
lalu tersimpan antara laut dan matahari

aku menunggu, bibir terkatup...

sementara, di belakang halaman rumah, di sawah-sawah
serangga bernyanyi, katak berpuisi; lagi-lagi
segelintir pesan tentang janji musim

......lalu kutulis jua puisi
dari air mata yang pernah kering. sebuah sabda
dengan panjipanji atas kenangan, kesetiaan, juga ingkar

"jadilah, ayat-ayat rindu yang tak pernah selesai, tersebar di ladang para petualang rasa"

namun apa benar? sekali saja
kata sama dengan ucap, lalu kita sama dengan bayang

reenworld, 11.03.2011

Lenyap

: siapapun itu yang pernah singgah

di sini, desau angin berbisik, lirih
membaca separuh kisah langit dan bintangbintang

huff...

satu hela nafas saja dan sejengkal jarak titik temu
serta kehilangan. dan benarlah adanya
l e n y a p

30.03.11

eksistensi itu esensinya sama dengan hampa, kita tak kembali pada sejarah di titik nol

Senin, 11 April 2011

di sini gerimis bermula, belum menemu akhir
merapalkan baitbait yang tak pernah selesai menjadi mantra

.....serenade ritmis, mungkin juga magis

senyawa hening dari rahim waktu
senyap paling riuh dari segala yang gaduh

itulah rindu....

bandung, 26 Maret 2011

close to you ^_^

selebihnya catatan ini hanya berceloteh tentang rasa
dan kamu, ada di sela--sela baris dan aksara yang tak cukup tertata untuk sebaris kalimat
waktu untuk sebuah tanda tanya, dan jarak hanyalah kata penghubung

-masih, dalam sebaris rindu (selalu ada tanda baca koma)-

^_^, close to you

bandung, 19.03.2011

Episode Rindu : Dari Kamar Tidur

Aneh rasanya, jika menulis tentang lanskap langit
yang kerap kulihat dari jendela rumah
tentang dadaunan basah dan kabut dari balik kaca
atau tentang rumput ilalang yang melambai
dari balik kaca

aku, di ruang 4 x 4
(dengan penerangan remang, masih bergelung dalam selimut)
mataku masih menyusur berita-berita seputar bencana
teror, dan juga isuisu basi yang begitu rentan
- ketika kau kadang terlintas dalam benak resah
tersenyum dari balik layar ponselku, ada aku di situ
pada satu masa perjumpaan

o, apa sebenarnya arti jarak? apa yang tersisa dari waktu ?
lalu sepotong kenangan tak lengkap
dan kecemasan

Kau tahu, aku terkadang ingin menulis
masih tentang rumput ilalang liar
dan tentang taman kunang-kunang di depan jalan rumahku
juga kau

Tapi, aku masih di ruang 4 x 4
(dengan penerangan remang, masih bergelung dalam selimut)
masih berkutat dengan buku-buku fiksi
yang tak juga selesai kubaca sampai tuntas
juga lariklarik euforia yang masih sama ambigu, bagiku
- ketika kau terilintas dalam benak, tinggal suara dalam kata
di tengah rutinitas, memperbincangkan tentang hari ini
seperti meminum segelas cappucino,yang pernah kita sesap bersama

lalu kau di mana, cinta?

-dalam sebaris rindu-

Bandung, 19.03.2011 - 03.17

-risalah-

segala yang bergeming di rongga dada
lafalkan sekali lagi ayatayat yang tak pernah tuntas 
untuk dibaca

: kematian berulang bagi segala risalah 

bandung, 15.03.2011

Pemimpi

 : Lamhot Susanti Saragih

Adalah hati yang membujuk rupa kenangan pada silam. Ia berjalan seakan merepih segala yang tercecer di bilangan masa. Sesekali ia memincingkan mata dan berkata dengan notasi yang paling sinis  

"ah sudahlah, getar-getar itu hanya ilusi dan keterasingan yang tak dapat dipercaya. Kita tersesat dan aku yang terlalu bodoh"

Tapi ketahuilah, dalam diam yang indah ia mengumpulkan remahremah rindu yang begitu manis. Selaksa keinginan mengecup kening malam dalam impian, sebelum jam berdentang duabelas kali dan menutup lembar hari.

adalah hati, seorang putri pemimpi

reenworld, 30.03.2011

Melankolia Rindu : Sentimental Sesaat

Ku biarkan ini menjadi sesuatu yang sentimental. Liris jatuh di antara derik hujan yang baru saja turun ketika malam membuka sebuah episode usang. Masih kita memainkan lakon yang itu-itu juga, dengan rasa yang datang dan pergi. Meski, tak pernah sama persis lagi kehadirannya.

Sesuatu yang tak lekang, meski waktu itu kaku. Perputaran yang tak pernah mundur namun berhak penuh untuk berlari dan mendahului sebelum kita berteriak "jangan!".

Adalah nilai kenyataan yang terlupa, terhanyut, dan terlena. Saat kita menikmati secangkir kopi pahit di antara carut yang bersahaja, antara larut dan terjaga. Semisal rasa khilaf, tak lagi layak untuk disucikan oleh seisi jagad.

O, mengertilah aku mendamba kesekian rasa sakit yang pernah menjadikan aku tempias bayang. Untuk sekedar mengenang, menjadikan malam ini lebih panjang dan membiarkan sentimental ini tinggal sedikit lebih lama - lalu hilang saat pagi terlambat datang.

19.03.2011

(haiku) - kesetiaan

 ini tentangku
dan hujan merah jambu
kesetiaan

Bandung, 121210 @silencecorner

Tentangmu, Sebuah Nama

 : rebelious rain soul 

1/
Adalah nama, hanya titipan sebuah epitaf - kelak. Dan kau tuan, aku tak pernah tahu siapa namamu sesungguhnya. Satu sisi rupa, dua atau beberapa panggilan, mungkin hanya menggenapkan dirimu dan aroma secangkir kopi yang kau sesap setiap pagi. Pahit.

2/
Setelahnya, sebatang kretek akan menemanimu mengawang imaji; katakata. Berjuntai kisah, mungkin roman picisan, atau sesekali monolog serapah kosong melanglang dengan rasa yang selalu berulang. Menasbihkan gerimis paling gaduh untuk sepersekian kisi waktu.Sepi.

3/
Tapi apa yang kau cari, tuan? Bukankah sudah begitu cara seseorang datang dan pulang ke alamat kenangan tak bernama, dengan rasa yang (lagi-lagi) sama?. Oi, nyeri itukah yang masih kau cari? Seperti beribu tusukan jarum di tubuhmu, dan serupa reliku di wajah tirusmu.

09.03.2011

INTERLUDE HUJAN

Semusim senja yang basah, merajukkah dirimu menggumpal kata yang berdetak. Di bawah derai rongga langit, rindu membahana dari seorang pengembara hening di awal musim. Sudilah kiranya segenap semesta menampung  letih dan airmata, meski sesekali ia mendurga di atas sepi yang indah.
: pada sebuah interlude, belum lagi usai rerintik jatuh memenjarakan mimpi kusut masai hingga terkulai

Bandung, 07 Februari 2011

Nada Kehidupan

lalu inikah kehidupan itu?

Ketika sang surya menorehkan gurat kuning keemasan seperti sebuah siluet di sebidang cakrawala; ketika langit hanya menyisakan sedikit ruang untuk pendar cahaya menembus gumpalan-gumpalan awan yang berarak; ketika angin berbisik mengajak rumput dan ilalang berdendang menari bersama nada paling hening - mengantar sejauh tatap mata berbatas pandang.

Ketika berhadapan dengan laut yang begitu tenang, ombak berdesir perlahan menepi menghapus jejak-jejak pasir yang tertinggal. Ketika seseorang duduk terhanyut dalam lamunan, hanya ditemani seekor kawan yang paling setia, tanpa percakapan, cukup saling memahami.

Ketika setelahnya hanya akan ada kekosongan saat sosok itu pergi dan berlalu, menjadikan waktu sebuah rekaman hitam putih dalam alunan orkestra alam paling indah – simfoni ingatan, juga rindu.

hei, barangkali inilah kehidupan itu

13.03.2011

(ode) Pejalan Malam

: reza
Malammalam romansa itu saling berkejar, susul menyusul pada mungkin yang entah bagaimana kau menamainya. Selaksa kepingan rindu, esensi yang sama masih begitu melekat dengan aroma kecintaanmu pada hitam. Berapa lama lagi, berapa jarak dan usia tempuh sebuah perjalanan? 

“aku, masih bernafas” jawabmu, selalu dengan nada yang paling sederhana 

Sesaat lalu kau melirihkan hangat dian mentari yang masih saling melambai bersama musim duka kitab abadi. Belum juga usai kau membacanya

“tentu saja, harum ingatan dan tempias gerimis itu berbeda, seperti bumi enggan menistakan cinta kasih pada Sang Malam” katamu.


 27.02.2011

anothe day without...

sudah berapa lama aku berdiam disini memulihkan segala ketakutanku? toh semua kekhawatiran itu sebagian masih enggan bergegas bukan? jika aku bisa mempercayakan diriku pada seseorang, mengaa aku tetap enggan mempercayai banyak hal prinsipil di sekitarku yang begitu nyata. Toh, semua kejadian buruk itu hanya diijinkan terjadi padaku bukan? tetap berdiam disinipun aku akan tetap menemukan resiko-resiko itu dan itu sedah terbukti. aku lelah....

Senin, 04 April 2011

- penyesalan-

: deep inside my heart

di sini aku ada, tanpa sepatah kata
dan di sini, kita terlupa bahwa semua pernah ada

hitung saja lilitan waktu, demi waktu
yang tak pernah tersimpul menjadi semu
setubuh keadaan meski ambigu

di sini, dalam lugu. gadis kecil,kau namakan ceria,
di penghujung satu usia. Mungkin hadiah terindah

kini, dialah musim semi pada nama terkata terlambat
: yang terlunta dari malam, sepatah maaf.

04.04.11

Sabtu, 02 April 2011

-none-

seberapa jauh jarak?
seberapa banyak waktu
dan seberapa banyak sampah


seberapa aku paham, dan seberapa panjang kesabaran itu?

oh, waktuku sangat berlimpah hari ini, sangat berlimpah! hingga aku ak tau seberapa banyak sampah yang kubuang hari ini.

bandung, 03.04.2011

Jumat, 25 Maret 2011

Para Perindu

: jiwajiwa perindu
 
Sejauh itu semua bermula kata, tak lagi menyimpan makna yang terlalu dangkal tapi juga tak cukup dalam. Mungkin cuma sekedar, semusim basah yang tumpah ruah menjadi sepenggal gelisah. Lalu apa? Padaku, ada bianglala melingkar seperti pertanda. Aku, tanpa nanar membias binar setatap jiwajiwa pencinta yang paling lugu - rindu.

25.03.2011 - 08.45

Rabu, 19 Januari 2011

(DAY 2) If only - Tak Hanya Kita, Tapi Juga Tentang Waktu

Sebetulnya bingung kalo harus membahas film favorite, soalnya aku memang hobi nonton segala macam jenis film (kecuali yang berbau-bau sadis, no thanks...mendingan gak nonton daripada sesudahnya aku stress sendiri). Tapi, okelah...setelah pikir-pikir (dan sesuain perasaan hati) aku memilih salah satu my fave film. Judulnya If Only (2004). Emang udah agak lama ya, tapi jujur aku sendiri baru nonton film ini sekitar tahun 2009 kemaren (kemane aje gw deh).

Film ini bergenre drama romantis, bercerita tentang seorang mahasiswa sekolah musik di Amerika yang bernama Samantha (Jenifer Love Hewitt). Sam memiliki seorang kekasih bernama Ian Wyndham (Paul Nicholls). Kisah ini berawal tentang cerita keseriusan Sam dalam menjalani hubungannya dengan Ian, namun sejauh apapun Sam mencoba untuk menghapus jarak diantara mereka, kekasihnya itu tetaplah seorang yang tertutup dan tak pernah mau membicarakan keseriusan hubungan mereka. 

Hingga pada satu hari terjadilah pertengkaran antara mereka berdua, dan sam pergi meninggalkan Ian. Tapi ternyata di sebuah lampu merah taksi yang di kendarai Sam mengalami kecelakaan dan Sam meninggal dalam kecelakaan itu. Tentu saja ian sangat terpukul dan menyesali kejadian ini (see, penyesalan memang tak pernah dibayar di muka dan sesuatu atau seseorang itu jauh lebih berharga di mata kita setelah kita kehilangan...)

Akhirnya malam itu sebelum tidur Ian membaca sebuah diary milik Sam, dan membaca semua catatan hariannya itu termasuk cacatan hari dimana mereka bertengkar. Betapa kecewanya Ian, karena merasa selama ini telah banyak mengabaikan perasaan kekasihnya, serta mengabaikan keseriusannya. Akhirnya, Ian tertidur sambil memeluk diary milik Sam. 

Keesokan paginya, Ian mendapati bahwa Sam masih hidup! Mereka terbangun di pagi hari,dan semua kejadian yang terjadi pada hari dimana Sam meninggal, terjadi kembali pada hari itu. Sesaat Ian pun sadar bahwa Tuhan memberinya anugerah ini supaya ia tidak mengulangi kesalahan yg sama seperti yg dilakukannya kemarin. Ini adalah kesempatan keduanya yg tak boleh ia sia-siakan. Ian melakukan berbagai cara agar semua yg terjadi berbeda dengan apa yg terjadi kemarin. Ian pun membawa kekasihnya pergi ke suatu tempat yg Sam inginkan. Ternyata tempat itu adalah kampung halaman Ian. Sam ingin tahu tempat Ian tumbuh dewasa, tempat Ian tinggal semasa kecil, sekolahnya, jalan yg selalu dilaluinya, segalanya tentang masa lalu Ian. Ian pun menjadi sosok yg berbeda hari itu. Menjadi sosok yg benar-benar diimpikan oleh Sam. Sam merasa sangat bahagia hari itu. Ian pun menjadi lebih terbuka dan menceritakan segalanya kepada Sam.  

Hingga saat malam hari selepas konser, hal yg sama seperti kemarin terjadi. Sam menaiki taksi. Namun kali ini Ian ikut bersamanya. Hal itu pun terjadi. Setelah lampu hijau, ada mobil yg menerobos lampu merah dan menubruk taksi yg dinaiki Ian dan Sam. Tetapi kali ini Ian melindungi Sam, ia memeluk Sam erat beberapa detik sebelum kecelakaan maut itu terjadi. Sam selamat. Tetapi Ian tidak, ia meninggal. hikz... 

Ada satu moment percakapan yang berkesan dalam film ini, "I have to tell you this and you need to hear it. I loved you since I met you, but I wouldn't allow myself to truly feel it until today. I was always thinking ahead, making decisions soaked with fear... Today, because of you... what I learned from you; every choice I made was different and my life has completely changed... and I've learned that if you do that, then you're living your life fully... it doesn't matter if you have five minutes or fifty years. Samantha if not for today, if not for you I would never have known love at all... So thank you for being the person who taught me to love... and to be love"

Selama kita bersama seseorang, sering kali kita lupa waktu. Lupa bahwa waktu itu bisa berubah seperti membalikan telapak tangan. Kita lupa untuk utuh menjadi diri sendiri untuk orang yang kita cintai, kita lebih sering menuntut ketimbang mencari titik kebersamaan itu menjadi sebuah proses pendewasaan sebuah hubungan. (setidaknya ini yang aku tangkap dari film ini) 

Berapa waktupun yang kita, lima menit sepuluh menit, atau bertahun-tahun jadikan moment itu adalah kebersamaan terbaik yang bisa dikenang seumur hidup. Terkadang, kita harus menyadari bahwa ada sesuatu yang di luar lingkar diri kita, yang tidak pernah bisa kendalikan. sesuatu yang berkuasa atas perjumpaan, perpisahan dan juga kehilangan. Sesuatu itu adalah Garisan Tangan. 

***

It’ll be alright, you said 
Tommorrow don’t you cry 
Don’t you shed a tear 
When you wake up I will still be here 
When you wake up we’ll battle all your fears 
And now I’ll… 
Take my heart back 
Leave your pictures on the floor 
Steal back my memories 
I can’t take it anymore 
I’ve cried my eyes out 
Oh,and now I face the years 
The way you loved me 
Vanished all the tears 
Just a little more time was all we needed 
Just a little time for me to see 
Oh,the light that life can give you 
Oh,how we get such a free 
So now I’ll… 
Take my heart back 
Leave your pictures on the floor 
Steal back my memories 
I can’t take it anymore 
I’ve cried my eyes out 
Oh,and now I face the years 
The way you loved me 
Vanished all the tear… [Take My Heart Back by Jennifer Love Hewitt]


Senin, 17 Januari 2011

Day 1, My Fave Song (30 of MEME)

lagu biasanya menjadi favorit buat ku bisa karena 3 hal, yaitu: enak di denger, liriknya oke, dan satu lagi, jika lagu itu menggambarkan suasana hati diriku sendiri (labay deh ). nah ini kira2 lagu2 yang sering kuputar sampai berulang-ulang :

1. My Immortal - Evanescene, suka lagu ini apalagi kalo didengerin malem2 pas sepi banget ^^

2. Shoot The Moon - Norah Jones, aku penggemar berat Norah Jones, semua lagunya buat ku enak di denger dan adem banget. Oh ya, lirik lagunya bagus, tapi aku paling suka yang ini.


When the snows come rolling through
You're rolling too with some new lover
Will you think of times you've told me
That you knew the reason
Why we had to each be lonely
It was just the season


3. Dear God - Avengade Sevenfold, selain emang suka liat vokalisnya (ganteng siy ) aku suka lirik lagu ini.

4. By Your Side - Sade, dulu aku suka lagu ini karena seseorang. Di saat dia ada masalah dan cenderung down dan menghilang, berulang-ulang aku dengerin lagu ini, berharap dia tau kalo aku ada di disini kapan saja untuk dia, saat dia tak menemukan jalan pulang. hiks...

5. Tersimpan - Glenn Fredly, gak banyak kata deh aku Big Fans nya Gleen ^^

6. Only Time - Enya, semua lagu enya buatku bukan hanya pengantar tidur, tapi saat2 aku ingin menulis dan mencari inspirasi aku lagu2nya selalu bisa membuat aku semangat dan terhanyut di dalamnya. Only Time, memang gak banyak liriknya, tapi buat ku makna nya dalem banget

7. OST City of Angel (Angel & Iris), dua lagu dari sountrack film ini jadi lagu2 yang sering aku putar juga, bukan cuma karena aku suka filmnya, tapi aku juga suka dengan kirik kedua lagu ini. Terutama, lirik yang Iris (by: Goo Goo Dolls).
And I don't want the world to see me
Cause I don't think that they'd understand
When everything's made to be broken
I just want you to know who I am


8. Innocent - Avril Lavinge. Entah kenapa, saat aku lagi senang dan merasa begitu tenang, aku suka sekali lagu ini. Beberapa waktu kemarin, tiap pagi saat perjalanan ke kantor di bawah langit biru (sambil di bonceng adekku naik motor) aku selalu puter lagu ini.


Waking up I see that everything is ok
The first time in my life and now it’s so great
Slowing down I look around and I am so amazed
I think about the little things that make life great
I wouldn’t change a thing about it
This is the best feeling

(terlalu banyak hal-hal kecil yang kita lewatkan, padahan hal-hal itu menyimkan keindahannya sendiri, dan yang terpenting, membuat kita lebih bersyukur bisa menikmati semua hal itu)


9. Man In The Mirror - Michael Jackson. Ini lagu lama dari alm. om MJ. Liriknya aku rasa positif, jika kita ingin mengubah dunia sekitar kita, maka lihatlah diri yang sedeng bercermin, mulailah dari diri kita sendiri.

10. Semoga - Kla Project. Semua lagi Kla Project aku suka, dari jaman aku kecil sampai sekarang aku rasa lagu-lagu mereka masih sering terdengar di radio. Selain itu juga lirik nya cukup puitis.

11. Old And Wise - Allan Parson Project. Yep...aku kenal lagi ini gara2 requestnya mas Suga. Trus aku cari lirik dan video clipnya, dan akhirnya aku fallin in love deh sama lagu ini.

And oh, when I'm old and wise
Heavy words that tossed and blew me
Like Autumn winds that will blow right through me
And someday in the mist of time
When they ask you if you knew me
Remember that You were a frined of mine
As the final curtain falls before my eyes
Oh when I'm Old and wise

12. Home - Michael Buble, ini lagi sering aku puter kalo lagi homesick

13. Tentang Cinta - Ipank, suka lagu ini karena seseorang, dan lirik nya nancleb di hati

14. Tak Lekang Oleh Waktu - Kerispatih, ini lagi yang suka bikin termehek-mehek, tapi itu dulu, sekarang udah gak lagi, life is goes on...


15. Perfect - Simple Plan. Setiap kali denger lagu ini, selalu teringat papa


16. Savage Garden - I Knew I Love. Ini udah resmi jadi OSTnya aku dan si....ehm...






segini aja dulu ya, soalnya kalo ngomongin my fave song list ini bakal jadi panjang.
Yup, day 1 sudah selesai.....semoga besok masih semangat bikin day 2, dan seterusnya