Senin, 11 April 2011

Melankolia Rindu : Sentimental Sesaat

Ku biarkan ini menjadi sesuatu yang sentimental. Liris jatuh di antara derik hujan yang baru saja turun ketika malam membuka sebuah episode usang. Masih kita memainkan lakon yang itu-itu juga, dengan rasa yang datang dan pergi. Meski, tak pernah sama persis lagi kehadirannya.

Sesuatu yang tak lekang, meski waktu itu kaku. Perputaran yang tak pernah mundur namun berhak penuh untuk berlari dan mendahului sebelum kita berteriak "jangan!".

Adalah nilai kenyataan yang terlupa, terhanyut, dan terlena. Saat kita menikmati secangkir kopi pahit di antara carut yang bersahaja, antara larut dan terjaga. Semisal rasa khilaf, tak lagi layak untuk disucikan oleh seisi jagad.

O, mengertilah aku mendamba kesekian rasa sakit yang pernah menjadikan aku tempias bayang. Untuk sekedar mengenang, menjadikan malam ini lebih panjang dan membiarkan sentimental ini tinggal sedikit lebih lama - lalu hilang saat pagi terlambat datang.

19.03.2011

0 komentar: