betapa abadi sajaksajak yang menganak sungai, bermuara...
lalu tersimpan antara laut dan matahari
aku menunggu, bibir terkatup...
sementara, di belakang halaman rumah, di sawah-sawah
serangga bernyanyi, katak berpuisi; lagi-lagi
segelintir pesan tentang janji musim
......lalu kutulis jua puisi
dari air mata yang pernah kering. sebuah sabda
dengan panjipanji atas kenangan, kesetiaan, juga ingkar
"jadilah, ayat-ayat rindu yang tak pernah selesai, tersebar di ladang para petualang rasa"
namun apa benar? sekali saja
kata sama dengan ucap, lalu kita sama dengan bayang
reenworld, 11.03.2011
Minggu, 17 April 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar