Minggu, 17 April 2011

-untitled- hanya sebuah ceracau malam

betapa abadi sajaksajak yang menganak sungai, bermuara...
lalu tersimpan antara laut dan matahari

aku menunggu, bibir terkatup...

sementara, di belakang halaman rumah, di sawah-sawah
serangga bernyanyi, katak berpuisi; lagi-lagi
segelintir pesan tentang janji musim

......lalu kutulis jua puisi
dari air mata yang pernah kering. sebuah sabda
dengan panjipanji atas kenangan, kesetiaan, juga ingkar

"jadilah, ayat-ayat rindu yang tak pernah selesai, tersebar di ladang para petualang rasa"

namun apa benar? sekali saja
kata sama dengan ucap, lalu kita sama dengan bayang

reenworld, 11.03.2011

0 komentar: