Kalau dirimu bukan sesiapa, lantas siapakah kita yang berpapasan di sebuah persimpangan jalan menuju rumah?
Ada kerikil bergelimpangan seperti mayat, ada batu-batu besar kecil sekakan tak lebih daripada besar kapala yang kita usung kesana kemari. Mana kepala, mana batu, isi kepalakah yang sudah membatu ribuan hari. Mengeras seperti usia. Kamu? Aku? Kita? Atau mereka dengan seribu wajah?
Ah, peluk sajalah dirimu, temukan jalan pulang dan persetan dengan mereka!
***
Tentu, dik. Adalah kamu, perempuan pejalan yang ditemukan di persimpangan. Dengan rambut terikat dihiasi pita hijau, membawa senggengam balon warna-warni . Gelembung udara yang sudah siap terbang dan lepas kapan saja kau inginkan.
***
Sebuah pembatas buku telah sampai pada halaman kesekian, bab ke-25. Sementara aku bernyanyi “Tiup lilinnya, tiup lilinnya, tiup lilinnya sekarang juga...”
Dan lillin pun padam...
PS: Besok aku menunggumu dan sebuah bab baru untuk kau tuliskan.
Happy B’day, Ky...
Cherrs ^_^
Vespa, 05072012, peluk, tium jauh...
2 komentar:
makasie ya teteh :*
selamat, untuk satu bab yang baru.
Posting Komentar