Rabu, 13 November 2013

Kamisan #7 - Melankolia : Tiga Percakapan



1/

selalu, setiap akhir pecakapan kau berkeluh kesah

cinta itu seperti udara, katamu sambil mengusap air mata

bertanya apa rindu melampaui benua, juga waktu dan debudebu

cinta itu seperti udara, katamu sambil menatap mega mendung

membaca arah angin, meramalkan cuaca dan juga nama-nama



di persimpangan, bertemu sepasang tua renta saling bergandengan tangan. Entah siapa dicinta, siapa mencinta, dan kau pun gagal membaca cerita.  Tak menemu jawab.



2/

ada ingatan yang memanggilmu dari segenap arah

cerita demi cerita, setiap potong kisah yang berserak

padahan, dulu saban hari kau memungut kepingan-kepingan itu

cerita carut marut, lalu menguburkannya di sebuah pemakaman. hati mu...

maka kau bilang kenangan itu hantu, aku menepisnya “bukan!”

kenangan itu fiksi!



3/

sekali waktu, di tengah malam buta yang sepi

kau membuka jendela kamar dan melihat dunia; begitu senyap

berandai  sepi itu gaduh, dan mimpi adalah kenyataan



Kau pun tertawa sejadi-jadinya sambil menangisi, “bilamana dunia itu adalah kesalahpahaman, bagaimana jika tawa adalah benar-benar air mata. (*)






13 November 2013 - Bogor, ketika deru hujan adalah teman terbaik mendinginkan kepala 


 (* quote Søren Kierkegaard)