Sabtu, 21 April 2012

(4/30) Hanya Beberapa Catatan kecil

: pagi tadi 

yang kuingat, ada bayangbayang serupa sabit masih menggantung
ketika hari masih sedikit prematur untuk segera bergegas
dua pasang kaki berjalan beriringan, saat sebelum saling mengucap salam
“sampai jumpa lagi, sayang”
#balada senin pagi#

16042012

: siang tadi
sedikit cerita, sekumpulan kata-kata berseliweran melewati benda-benda mati. seperti hantu-hantu gentayangan melenggang dengan mata nyalang mencari dan mendapati sesuatu untuk dihantui.

#sesekali manusia lupa, telah menjadi hantu bagi sesamanya#

17042012

sedikit cerita, terkadang ada berapa dari mereka serupa burung gagak. memungut bangkai kata-kata. memakannya dan belajar kenyang cukup dari bangkai. sesekali juga mereka menyamar menyerupai merpati. mendapatkan kawanan teman. Lalu siapakah mereka itu? mungkin seseorang, mungkin sekawanan mencari kebutuhannya. untuk dapat terbang lebih tinggi.

(padahal kita tahu tidak semua burung dapat terbang, bukan begitu?)

18042012

weekend time :)

Terimakasih pada apapun dan siapapun yang membuat hari libur ini ada. Dan terimakasih pada apapun dan siapapun yang menjadikan hari kerja berlalu dengan cepatnya.
Kurang lebih satu bulan aku merasa seperti sebuah gelas yang terus menurus diisi air hingga luber. Kenapa? Jika semua ini hanya karena pekerjaan, sepertinya terlalu klise. Pekerjaan, sebuah kewajiban dan kebutuhan. Terkadang saya ingin sekali membencinya, karena pekerjaan ini membuat saya kehilangan banyak waktu untuk hal-hal yang saya sukai. Memisahkan saya dengan orang-orang terkasih, padahan pekerjaan saya kali ini pun hasil keputusan dari sebuah pilihan. Saya punya tujuan.

Berangkat pagi ketika matahari baru muncul, pulang larut ketika matahari sudah tenggelam dan hari sudah benarbenar gelap. Jarak yang lumayan, kepadatan jalanan dan juga antrian-antrian yang cukup brutal. Semuanya menjadikan semua ini seperti sesuatu yang ingin saya benci. Benar, sikap seperti itu membuat saya merasa seperti orang yang tak tahu diuntung. Jika pekerjaan di kota ini adalah ada dan untuk saya jalani, seharusnya saya mensyukurinya. Karenanya ada untuk membuat sesuatu yang tidak ada menjadi ada.

Saya berfikir, kenapa saya harus mengeluh seperti ini. Seorang teman pernah berkata, kamu kerjanya cuma teriak report? report!. Oh ya begitu ya, persetan dengan pendapatmu tentang aku yang mengeluh. Tahu apa jika keseharianmu hanya menjaga sesuatu sambil birchit chat kesana kemari dan sinis. Lagi-lagi dia bilang, kamu mengeluh melulu. Oh ya kawan, saya juga manusia biasa.
Tapi sekali lagi, saya berfikir. Semua baik adanya. Baik jika saya memiliki semua ini untuk saya jalani dan pahami. Untuk terus mengingatkan bahwa saya masih manusiawi dan masih jauh lebih beruntung ketimbang orang-orang diluar sana yang tidak seberuntung saya. Walau, rasanya jahat jika saya harus merasa lebih beruntung ketika memikirkan dan membandingkan diri saya sendiri dengan mereka yang kurang beruntung. Apa semua ini adil?

Ini hari libur. Setelah semalam entah kerasukan setan apa saya merasa benar-benar lelah dan ingin muntah. Saya ingin mengutuki semua hal yang membuat saya lelah. Tapi saat seperti itu, selalu terbersit “apakah kamu sudah melakukan semuanya dengan sepenuh hati, dengan segenap kemampuan, dan menggunakan seluruh waktumu dengan bijak?”. Saya mengalah akhirnya dalam rasa lelah dan ngantuk, lalu memlilih tidur dengan harapan bangun di pagi hari dan melupakan rasa lelah.
saya lelah, lelah, lelah.

Tapi, semuanya terobati di hari libur. terimakasih pada penanggalan dan kebijakan perusahaan yang membuat hari ini waktunya istirahat. Saya telah melupakan rasa lelah, marah dan kesal. Karena hari libur telah membuat saya mengerti bahwa hari kerja sama berartinya dengan hari libur.
Happy Weekend, waktunya juga saya menunggu si pacar datang. Dan kami akan berkencan semalaman. Terimaksih.
vespa, 21.04.2012

Senin, 16 April 2012

Senin pagi berada di kantor lebih awal dengan perasaan “yeah…all is well”. Menjadi sedikit tua rasanya tidak terlalu buruk, meskipun itu tandanya jatah umurku di bumi  juga berkurang.

Senin pagi, saya berusaha tidak membenci perpisahaan sementara dengan si pacar. Rasanya memang sedikit menyika harus berjauhan dengannya selama hari kerja. Tapi, bukan hal yang harus menjadi keluhan. Perasaan melampaui jarak.

Senin pagi, secangkir kopi dan kue bolu pisang. Padanan manis serta sedikit pahit. Mungkin seperti itulah 30 tahun hidup yang dijalani.

Minggu, 08 April 2012

(3/30) April Pada Suatu Pagi


Suara tonggeret, saban hari kapan waktu 
bersembunyi di rerimbun pohon 
cerita beranda 

sekian waktu, mengemas hati dalam tas kepergian 
Meninggalkan rasa dalam lipatan-lipatan baju di lemari. 
terselip diantaranya. buku-buku tertinggal, kisahkisah terlupa 
siapa yang tau... 

Lampu-lampu dipadamkan 
kita berkemas, sebentar bergegas 
pintu terkunci 

 
di pekarangan, daundaun melambai 
                                                                                                       08042012 - beranda rumah, april suatu pagi

Jumat, 06 April 2012

(2/30) hujan di awal musim

hujan awal musim, menyisakan genangan. sesaat menatapnya, tersesat sekelibat lalu menghempaskan wajahwajah kenangan yang tak tentu. mungkin hantuhantu bangkit dari ingatan. tak tentu kita ingat, atau kita pernah saling mengenal.

pada akhirnya, kita bukan sesiapa dan tidak pernah saling memiliki apaapa (lagi)

musim selalu datang, tapi satu kedipan mata musim juga tidak mengulang sejarah yang sama. tak pernah terbaca, mungkin hanya sesuatu yg akan kita ketahui, kelak, kemudian. lalu usai
dan hidup terus berlanjut, hingga pada satu saat...
kemudian, kelak
terhenti
dengan sendirinya 

Bandung, 06 April 2012 - 16.11

Rabu, 04 April 2012

(1/30) selamat datang musim

:kepada april

musim mengajakku menghidu tanah basah
sehabis hujan pertama, ketika hari dimulai
menarik batas ingatan yang bukan kenangan
hanya peringatan
bahwa petualangan masih menunggu
"aku masih ada, di sini"

01042012 - vespa