Minggu, 22 Januari 2012

cuhat, cuma curhat

Sepertinya terlalu meninggalkan curhat-curhatan (sekaligus sampah, yang juga curhat), lama meninggalkan tulis menulis (yg selalu saya kangenin), lama meninggalkan perpuisian, sajak liris, maupun mencoba bersikeras menulis. hell ya, kata sahabat saya mungkin jaman emasnya sudah lewat. Kita kehilangan produktivitas ide dan juga penurunan kemauan (kerja keras berfikir dan menulis(.

Tapi apa saya benar-benar berhenti bekerja keras dan berfikir? Entahlah. Ini sudah tiga bulan lebih sejak kepindahan saya ke ibu kota (yang bagi saya dulu seperti gudang ide, ruang kemandirian dan kesendirian, yang seharusnya menghasilkan banyak lagi ide, cerita dan pemikiran). Berangkat dengan tekad semangat 45 (juga disertai pergumulan kuat) akhirnya saya sampai di sini.

Tiga bulan, kehilangan banyak waktu mencurahkan apapun di blog, di forum komunitas menulis dan juga dimana-mana. Ada apa? apa karena saya pemalas? pemalas yang paling ruwet sendiri setelah tertekan ingin menulis lalu menyerah?. Yaaa...apapun itu, bolehkan saya beralasan, berdalih mengapa 3 bulan ini saya tidak menulis apapun. (kecuali status fesbuk, kecuali curhat colongan singkat sekenanya. tak lupa, keluhan dan keluhan). Yeah, aku tidak tahu.

Kehilangan waktu? tentu saja. tenaga dan pikiran apalagi. MEncoba membagi waktu untuk banyak hal itu tidak mudah. Padahal, janji saya pada diri sendiri setelah kepindahan saya ke Jakarta kali ini adalah, memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dalam hal apapun, termasuk pacaran. ^_^

1,5 jam perjalanan pergi dan pulang kerja itu ternyata melelahkan> Itu dihitung dari waktu minimal. Sesekali harus menghabiskan waktu sampai 2,5 jam (artinya bisa sampai saya sehari mondar mandir ke kampung halaman). Melelahkan, makan waktu, dan makan kaki saya. Hasilnya kram sering melanda di kaki sebelah kanan. (jangan salahkan jarak ataupun karena pegangan tangan di busway terlalu tinggi. jangan uga salahkan jarak. Salahnya mungkin saya memang kelebihan berat badan. Alhasil, kaki saya benar2 sakit harus menyangga berat tubuh saya)

1 bulan sekali pulang ke kampung halamanpun menjadi kesulitan tersendiri bagi saya. Lagi-lagi, itu karena malas. Dengan alasan kuat, 2 hari weekend saya hanya ingin mengistirahatkan kaki saya.Meski masih ada alasan sebenarnya mengapa saya tidak pulang-pulang ke rumah kedua orang tua saya.Perihal itu lain kali saya ceritakan.

Hal lain yang membuat saya berhenti tulis menulis ini adalah kejenuhan. Jenuh dengan puisi lebay, jenuh melihat status2 puisi yang menurut saya terlalu cari perhatian. Jenuh juga, karena saya mulai kehilangan tujuan dari menulis. Pasalnya, saya lebih suda memasak seporsi ikan sarden, mie instant ataupun goreng telur. Pasalnya, ini karena saya sedang balas dendam memanfaatkan waktu yang ada untuk melakukan banyak hal dengan si kambing jantan saya (di baca: pacar).

Singkat cerita (karena saya ngantuk dan harus kembali mengerjakan tugas kantor besok pagi di kosan), saya mendadak punya istilah sibuk pada akhirnya. Sibuk menjalankan banyak hal yang sampai saat ini masih saya nikmati, meski harus membuat saya, merindu tidak jelas pada celoteh di ruang tulisan



(ini beneran curhat gak jelas saat ngantuk dan batuk)